Menu

Monday, May 23, 2016

PUPUK ORGANIK HAYATI



Bio-organic fertilizer (pupuk organik hayati) beberapa saat ini berkembang dengan pesat dikarenakan kelangkaan pupuk anorganik yang menyebabkan harga pupuk semakin meningkat, kemasaman tanah yang meluas akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan meningkatnya permintaan terhadap produkp-roduk pertanian organik. Kendala-kendala pemupukan tersebut menyebabkan pupuk organik hayati berkembang dengan pesat. Menurut Lumbantobing et al., (2008), pupuk organik hayati ini adalah pupuk organik yang diperkaya dengan kandungan hara dan diinokulasikan dengan berbagai macam mikroba fungsional. Mikroba ini secara khusus diisolasi dan dikemas dalam bahan pembawa (carriers) yang mampu menjaga reaktivitasnya dalam peri ode yang memadai.
Mikroba tanah yang dikandung oleh pupuk organik hayati biasanya dapat digunakan adalah Azotobacter, Azospirillum dan mikroba pelarut fosfat. Mikroba-mikroba tersebut mampu melarutkan hara sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman. Azotobacter adalah bakteri penambat N2 yang hidup bebas, bersifat Gram negatif, aerobik obligat, dan tumbuh baik pada media yang kekurangan N (I mas,  1989). Nitrogen yang dapat difiksasi sekitar 2-15 mg N/g. Efek Azotobacter dalam meningkatkan biomassa akar disebabkan oleh penghasilan hormon Indole Acetic Acid (lAA) di daerah perakaran (Rao, 1982). Azospirillum merupakan salah satu genus Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bakteri ini mampu mensintesis hormon pemacu pertumbuhan tanaman seperti IAA, giberelin, dan sitokinin, memfiksasi nitrogen, melarutkan fosfat, mensintesis siderofor, dan sebagai agen pengendali hayati (Salisbury and Ross, 1995; Seshadri et al., 2002; Bashan and Bashan, 2002). Azospirillum adalah bakteri yang bersifat Gram negatif. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 32-36 °e, sedangkan pH optimum berkisar antara 6.8-7.9 (Day and Dubereiner, ]976).
Mikroba Pelarut Fosfat (MPF) merupakan mikroba tanah yang mempunyai kemampuan melarutkan P tidak tersedia menjadi tersedia. MPF tersebut berasal dari golongan bakteri antara lain: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia, Brevibacterium dan Serratia dan dari golongan fungi seperti Aspergillus, Penicillium, Sclerotium dan Fusarium (Alexander, 1978; Rao, 1982). Sebagian dari bakteri genus Pseudomonas dan Bacillus dan sebagian dari fungi genus Pennicillium dan Aspergillus memiliki kemampuan untuk melarutkan P tidak larut dalam tanah menjadi larut dengan mengeluarkan asam-asam organik (Rao, 1994) seperti: asam sitrat, glutamat, suksinat, laktat, asam formiat, asetat, propionat, glikolat, okasalat, malat, fumarat, tartrat dan a-ketobutirat yang mampu mengkhelat kation-kation logam AI3+, Fe3+, Ca +, Mg + (Alexander, 1978; Rao, 1982). Asam-asam organik tersebut bersifat non-volatil, sehingga kation yang dikhelat menjadi bentuk stabil (Rao, 1982) dan ion H2P04- menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia bagi tanaman untuk diserap.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M. 1978. Introduction to Soil Microbiology. 2nd ed. Willey Eastern Private Limited. New Delhi.

Bashan, Y and L.E. Bashan. 2002. Protection of tomato seedlings against infection by Pseudomonas syringae pv. Tomato by using the plant growth-promoting bacterium Azospirillum brasilense. Appl Environ Microbiol, 6: 2673 - 2643.

Imas, T. 1989. Mikrobiologi Tanah II. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lumbantobing. E. L. N, Fahrizal H, dan Iswandi A. 2008. Uji efektivitas bio-organic fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik pada tanaman sweet sorghum [Sorghum bicolor (L.) Moench]. Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol. 10 No.2, Oktober 2008:72-76 ISSN /4/0-7333.

Rao, S. 1982. Biofertilizers In Agriculture. Oxford &IBH Publishing Co. Oxford.

Rao, S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Tumbuhan Tanaman. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Lukman D.R. Sumaryono (penerjemah). ITB Press. Bandung.

Seshadri, S., R. Muthukumarasamy, C. Lakshminarasimhan, S. Ignacimuthu. 2000. Solubilization of inorganic phosphates by Azospirillum halopraejerans. Curr Sci., 5: 565 - 567.

No comments:

Post a Comment