Menu

Sunday, May 6, 2018

PENTINGNYA ILMU PENYAKIT TUMBUHAN


Beberapa tahun belakangan, masyarakat Indonesia menekuni dunia pertanian dengan sangat antusias. Hal ini disebabkan oleh harga komoditi pertanian yang semakin meningkat serta permintaan pasar yang juga meningkat, namun produksinya rendah. Para petani pemula dan petani yang telah lama menekuni dunia pertanian saling berlomba untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi dengan berbagai cara. Peningkatan hasil pertanian tersebut dapat dilakukan dengan intensifikasi (bibit unggul, olah tanah, pupuk, pengendalian hama dan penyakit serta irigasi), Ekstensifikasi (penambahan luas lahan pertanian dengan membuka lahan baru) dan Diversifikasi (menanam berbagai jenis tanaman pada suatu lahan atau manambah usaha tani dengan beternak misalnya).
Peningkatan hasil pertanian yang dilakukan dapat memberikan efek yang positif dimana produksi dari usaha tani yang dilakukan dapat meningkat karena input yang tinggi ataupun karena luasan lahan yang luas. Bertolak belakang dengan hasil positif, jika melakukan usaha peningkatan hasil yang tidak tepat, malah dapat menimbulkan kerugian yang sangat tinggi bagi petani. Misalnya input pupuk yang terlalu banyak, dapat memberikan efek negatif bagi tanaman maupun tanah tempat budidaya dilakukan. Menanam varietas tanaman yang tidak cocok pada lahan yang digunakan ataupun varietas rentan dapat menyebabkan kerugian bagi petani.
Selain bagi petani, hal ini juga dapat menyebabkan efek negatif bagi para konsumen yang menantikan hasil pertanian yang merupakan bahan pokok makanan maupun bahan yang digunakan untuk keperluan lainnya. Dengan meningkatnya populasi penduduk dunia, maka kebutuhan terhadap komoditi pertanian khususnya tanaman pangan sangat meningkat. Hal ini memicu perlakuan petani pada lahan maupun tanaman menjadi sangat beragam dan kompleks, yang kebanyakan hanya mementingkan hasil yang tinggi. Pada peningkatan hasil pertanian yang jarang diperhatikan adalah aspek penyakit tanaman, dimana kebanyakan penyakit tanaman baru tampak pada saat tanaman telah tumbuh dan akan menghasilkan. Hal ini menyebabkan petani sulit untuk mengetahui apakah tanaman telah terserang patogen (penyebab penyakit) atau belum.
Adanya penyakit yang menyerang tanaman menyebabkan tujuan utama yang mengejar produksi tanaman yang tinggi menjadi tidak tercapai. Dalam sejarahnya, penyakit tumbuhan telah sering menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Sejarah mencatat pada tahun 1844 terjadi penyakit hawar daun pada tanaman kentang yang disebabkan oleh phytophthora infestans menyerang  Amerika dan Eropa yang menyebabkan panceklik yang menyebabkan kurang lebih 1 juta jiwa meninggal dunia (Semangun, 2006). Pada beberapa tahun berikutnya hal yang serupa terjadi di Bangladesh, dimana terjadi panceklik padi, hal ini disebabkan oleh serangan Helmintosporium orizae yang menyebabkan penyakit bercak coklat pada padi. Pancekli di Bangladesh ini menyebabkan kurang lebih dua juta jiwa meninggal dunia. Selain serangan penyakit pada tanaman pangan, banyak kejadian penyakit tumbuhan yang merugikan usaha tani diantaranya adalah gagalnya pertanaman karet di Amerika Selatan dan Amerika tengah yang disebabkan oleh Mycrocylus ulei. Di Indonesia sendiri produksi gula sempat terganggu karena tanaman tebu dikarenakan penyakit sereh, diduga disebabkan oleh virus. Adanya penyakit akar gadah pada tanaman kubis dan lain sebagainya (Koningsberger 1948 cit Semangun 2006).
Selain penyakit yang meninmbulkan masalah pada masa lalu, terdapat juga beberapa penyakit yang sangant popular pada masa sekarang. Diantata penyakit yang sedang popular pada masa kini adalah penyakit bulai yang menyerangn tanaman jagung. Peyakit ini disebabkan oleh patogen Peronosclerospora sp., dimana pada beberapa daerah terdapat serangna P. maydis, P. Sorgi, maupun P. Sachari. Serangan dari patogen ini menyebabkan tanaman menjadi klorosis, dimana klorofil menjadi rusak akibat pertumbuhan dan perkembangan dari patogen di dalam tanaman yang pada akhirnya mengganggu proses fotosintesis. Rusaknya proses fotosintesis menyebabkan fotosintat tidak tebentuk sesuai kebutuhan tanama untuk proses pertumbuhan dan produksinya. Selain penyakit pada jagung, penyakit pada tanaman padi juga sangat banyak, diantaranya adalah penyakit kresek yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas orizae p.v. orizae. Patogen ini menyebabkan daun tanaman menjadi kering, sehingga pada saat daun tanaman bergesekan saat dihembus angina menimbulkan bunyi kresek-kresek. Rusaknya daun tanaman menyebabkan proses fotosintesis terganggu.
Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan juga menjadi korban serangan patogen yang menyebabkan produksi tanaman menurun atau bahkan mati. Sebut saja tanaman karet yang terkena penyakit jamur akar putih atau yang sering dikenal sebagai JAP. Penyakit ini disebabkan oleh Rigidoporus lignosus. Patogen ini menyerang bagian akar sehingga jaringan angkut tanaman menjadi terganggu dan rusak, daun menjadi gugur dan tanaman menjadi mati. Pada tanaman sawit yang merupakan tanaman primadona di Indonesia sebagai penghasil minyak pada saat sekarang ini telah banyak teridentifikasi terserang oleh patogen. Penyakit yang paling booming adalah busuk pangkal bawah yang disebabkan oleh Ganoderma boninense dan busuk batang atas (diduga oleh patogen yang sama). Penyakit ini menyebabkan penurunan produksi dan pada akhirnya menyebabkan tanaman tumbang (patah) sehingga tanaman tidak dapat berproduksi lagi.
Hubunga penyakit tanaman dengan peningkatan hasil pertanian sangat kompleks. Jika melakukan metode yang tidak tepat, maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit tumbuhan, karenan penyakit tumbuhan sangat dipengaruhi oleh patogen, tumbuhan dan lingkungan. Hal ini biasanyan dikenal sebagai segitiga penyakit tumbuhan. Jika setiap bagian saling melengkapi, maka akan terjadi penyakit tumbuhan. Misalanya tanaman rentan, patogen virulen dan lingkungan yang mendukung, maka penyakit tumbuhan akan terjadi. Penggunaan varietas yang rentan terhadap suatu patogen pada daerah yang endemis patogen penyebab penyakit tanaman tersebut akan menyebabkan terjadinya penyakit tanaman. Penanaman tanaman dengan genus yang sama atau tanaman dengan patogen yang sama dapat menyebabkan penyakit tumbuhan berkembang dengan baik serta pemberian pupuk yang berlebihan dapat melemahkan sel tanaman. Hal ini dapat menyebabkan tanaman yang awalnya resisten terhadap patogen menjadi rentan.
Dengan adanyan sejarah yang menunjukkan bahwa penyakit tanaman dapat menyebabkan hal yang tidak terduga bagi dunia pertanian, maka sebaiknya para pelaku usaha tani dan para akademis yang berkaitan dengan dunia pertanian juga menunjukkan perhatian pada bidang penyakit tumbuhan. Hal ini dikarenakan banyaknya kerugian yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan. Diantara kerugian tersebut adalah 1) penurunan kuantitas hasil, 2) penurunan kualitas hasil, 3) biaya yang tinggi dalam pengendalian, 4) kerusakan pasca panen dan 5) dapat menyebabkan gangguna pada manusia dan hewan jika dikonsumsi. Pentingnya mempelajari mengenai penyakit tumbuhan agar dapat menelaah dan mempelajari segala aspek mengenai penyakit tumbuhan. Dalam ilmu penyakit tumbuhan, dibagi menjadi beberapa sub ilmu, diantanya adalah mikologi dimana pada sub ilmu ini mempelajari mengenai jamur penyebab penyakit tumbuhan, bakteriologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai bakteri penyebab penyakit tumbuhan, virology yaitu ilmu yang mempelajari virus penyebab penyakit tumbuhan, epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai perkembangan dan penyebaran serta peramalan mengenai penyakit tumbuhan, dan masih banyak sub ilmu lainnya.

No comments:

Post a Comment