Tempe adalah salah satu jenis makanan yang
banyak difavoritkan oleh masyarakat Indonesia. Mengapa? Selain rasanya yang
gurih, tempe ternyata mengandung banyak protein nabati yang sangat baik untuk
metabolisme tubuh. Apalagi dewasa ini bermunculan ide masak yang terbuat dari
tempe ini salah satunya adalah steak yang pasti tak kalah enaknya dari steak
daging. Nah, bagi anda yang penasaran bagaimana sih cara membuat tempe, simak
terus ya artikel ini.
Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba
untuk merangkan langkah pembuatan tempe yang dilakukan disebuah usaha rumahan. Untuk
bahan dan alat bisa disesuaikan jika hendak melakukan pembuatan tempe di rumah
secara mandiri. Selain itu, saya juga akan menerangkan apa saja inoculum yang
biasa digunakan untuk membuat tempe.
Baiklah… pertama, yang kita butuhkan adalah
kacang kedelai (biasanya yang digunakan adalah kedelai impor, karena bisa
mengembang lebih baik dari pada kedelai local. Sedangkan kedelai local biasanya
digunakan untuk membuat tahu, karena santan/sari kacangnya lebih baik daripada
kedelai impor). Setelah kita punya kacang kedelai, kacang tersebut direbus
hingga matang. Setelah matang, kita lakukan perendaman selama satu malam pada
wadah baru (tidak didalam tungku penjerangan). Tujuan dari perendaman ini
adalah untuk mengeluarkan sifat asam dari kacang kedelai tersebut sehingga
tempe dapat lebih tahan lama nantinya.
Setelah kedelai direndam selama satu malam,
kemudian kedelai dipecahkan (bisa dengan mesin ataupun manual). Kacang kedelai
yang telah dipecahkan selanjutnya dicuci dengan air bersih sekaligus dilakukan
pemisahan dengan kulit ari yang menempel pada kacang tersebut. Setelah bersih
dari kulit ari kacangnya, kedelai kita tiriskan pada wadah penampung dengan
terlebih dahulu dibilas dengan air dan kemudian disiram dengan air panas. Tujuan
penyiraman dengan air panas adalah menjaga kacang kedelai dari kontaminasi
mikrobia yang mengganggu proses pembuatan tempe dan juga menjaga suhu kacang
kedelai yang akan diberi inoculum.
Setelah kacang mulai dingin, selanjutnya
diberikan inoculum dari Rhizopus orizae
atau Rhizopus lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pembuatan tempe. Kacang dan inoculum
diaduk hingga merata agar pertumbuhan hifa inoculum nantinya bagus dan
menghasilkan tempe yang baik. Berikutnya adalah packing, kacang yang telah
diberi inoculum dimasukkan kedalam wadah penyimpanan, nah biasanya ada dua
jenis wadah yang bisa kita gunakan, yang pertama adalah yang alami berupa daun
pisang ataupun daun jati. Keuntungan dari penggunaan daun ini adalah cita rasa
dan aroma yang dihasilkan nantinya menjadi lebih nikmat dan gurih, namun proses
pembungkusan menjadi lebih lama.
Wadah kedua yang sekarang adalah plastic, kalau
kita ke toko plastik, tinggal bisang plastic tempe, nanti akan langsung
diberikan platik yang dimaksud oleh pedagang. Keuntungan dari penggunaan plastic
tempe ini adalah lebih gampang didapat, selalu tersedia, murah, dan proses
pembungkusan akan lebih cepat dari pada menggunakan daun. Kelemahannya sampai
saat ini saya masih belum menemukannya….
Langkah terakhir setelah dibungkus adalah
proses cetak atau pembentukan model (style) tempe tersebut. Setelah ini, yang
kita butuhkan adalah kesabaran agar tempenya jadi dan bisa dimasak untuk di
konsumsi.
Langkah dari setiap proses pembuatan tempe
dapat teman-teman saksikan di video di bawah ini… (jangan lupa like, komen dan subscribenya ya)
No comments:
Post a Comment